• Tue. Oct 7th, 2025

Buserbhayangkara86

Tampil Fakta Bukan Drama

Kembali Perundungan Di SDN 10 Jati Asih, Awas Ada Oknum Guru TOXIC Di SDN 10 Jati Asih. 

Bytini widari

Sep 16, 2025

Kota Bekasi,BUSERBHAYANGKARA86.COM

pulang sekolah, seorang siswi SDN 10 Jati Asih, Kota Bekasi. Air mata mengalir deras di wajahnya, menggambarkan rasa takut dan kecewa yang tak terucapkan.

Di sekolah, ia tak hanya merasa tertekan, tetapi juga mendapatkan bully atau dihina oleh seorang guru yang seharusnya menjadi penjaga dan penginspirator.

Di dalam pelajaran bahasa Sunda, yang seharusnya menjadi bagian dari pendidikan, justru menjadi alasan untuk menindas.

Orang tua, yang sejak awal mengira anaknya hanya sedang sedih karena hari itu, terkejut ketika anaknya menceritakan pengalaman pahit di sekolah. Ia dibilang tidak bisa mengikuti pelajaran, tanpa diberi penjelasan tentang arti pertanyaan dalam bahasa sunda tersebut

Bahkan, saat siswa lainya ingin pergi ke kamar mandi, ia dilarang tanpa alasan jelas. “Aku belum pergi ke kamar mandi,” ujarnya dengan suara bergetar, sambil menunduk. Rasa takut dan rasa malu mengisi hatinya, seolah-olah ia tidak layak untuk berada di lingkungan yang seharusnya aman dan penuh kasih sayang.

Bak tersambar petir di siang bolong mendapatkan cerita dari putrinya dimana putri nya diperlakukan oleh oknum guru.

Banyak orang merasa prihatin, terutama para orang tua yang juga menjadi guru. Mereka mulai menyadari bahwa tugas seorang guru bukan hanya mengajar, tetapi juga melindungi dan membimbing siswa dengan penuh empati.

Diminta pihak sekolah pun mulai mengevaluasi tindakan guru tersebut, memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perlakuan yang adil dan penuh penghargaan.

Dari kesedihan yang dalam, muncul keberanian. Siswi itu, yang awalnya hanya menangis, akhirnya berani melaporkan kejadian tersebut kepada orangtuanya.

Kini, semangat untuk mendidik dengan penuh kasih dan tanggung jawab semakin menguat.

Cerita ini mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah jembatan menuju masa depan yang cerah, tetapi hanya bisa berjalan jika dijalani dengan penuh kasih sayang.

Setiap siswa berhak untuk tumbuh dengan aman, dihargai, dan diberi peluang untuk berkembang. Dari kesedihan, muncul harapan. Dari keberanian, muncul perubahan. (Tim/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *